Arti 14 Februari untuk saya
Sejak 13 tahun, saya tidak pernah menunggu datangya tanggal 14 Februari, bukan karena saya tidak merayakan Valentine's Day, tapi karena saya takut ber-ulang tahun.
Saya anak yang penakut, penakut menjadi dewasa, penakut menghadapi kerasnya dunia.
Saya tau semua perlahan akan berubah seiringnya terlewat tanggal 14 Februari. Saya perlahan akan kehilangan dan harus memaksakan diri saya terhadap suatu perubahan. Tapi waktu tak bisa ditunda, 14 Februari itu harus tetap saya lewati tiap tahunnya. Dan karenanya, saya harus terbiasa.
Beberapa hari yang lalu saya melewati tanggal 14 Februari yang kedelapanbelas. Saya tidak pernah menunggu-nunggu datangnya hari itu. Bahkan menghitung mundurpun tidak. Dan jikapun saya mengingatkan ke teman saya bahwa besok atau lusa saya berulangtahun, itu hanya untuk tetap membentuk image saja, bukan benar-benar mengingatkan, bahkan saya sendiri malas mengingatnya.
Juga teman-teman sebelum hari itu banyak yang bertanya :
"Dhe, kalau ga di surprise-in gapapa kan? Kita belum ada persiapan sama sekali."
"Kalau ga di surprise-in lu marah ga, Dhe? Jujur lu, bete kan lu ntar, gausah pura-pura lu!"
Saya bingung bagaimana mejawab pertanyaan mereka, takut terkesan munafik kalau saya jawab yang sebenarnya dari hati.
Siapa yang tidak suka di kasih kejutan? Saya rasa hampir semua orang suka diberikan kejutan, terutama di hari ulangtahunnya, begitu pun saya. Namun, saya juga sangat tidak apa-apa jika mereka hanya membelikan saya kue biasa dengan lilin, terlebih jika mereka memberikan saya kado surat tulisan tangan seperti jaman dahulu, saya suka sekali cara tradisional seperti itu. Tidak perlu semua orang menulis surat untuk saya, namun hanya mereka yang benar-benar ingin menulis saja. Karena dari situ saya dapat merasakan ketulusan seseorang buat saya, bukan hanya harapan-harapan pemanis, tetapi harapan mereka sesungguhnya terhadap saya, apa yang ingin mereka sampaikan terhadap saya. Menurut saya itu romantis, sederhana, dan tulus.
Karena mungkin mereka berpikir, kejutan yang bagus akan membahagiakan dan memuaskan yang sedang berulangtahun, mereka harus membuat yang berulangtahun senang. Tapi bagi saya, kejutan ulangtahun itu adalah membahagiakan kedua belah pihak, bukan membahagiakan yang satu dan membuat sengsara yang lain. Itulah kenapa saya sangat tidak apa-apa jika teman-teman saya tidak memberi kejutan untuk saya seperti saat teman-teman yang lain berulangtahun. Apalagi jika untuk memberi saya kejutan, mereka harus dengan susah payah mengumpulkan biaya sana sini. Ya Allah, saya akan sangat sangat tidak enak apabila itu terjadi.
Prinsip saya biar tetap saya saja yang menjalani, bukan saya menjadi penghalang prinsip orang.
Contoh : Saya kurang suka ke toilet ditemani, hampir gapernah ke toilet minta ditemani orang. Tapi saya gapapa banget kalo ada yang minta saya untuk nemani dia ke toilet. Selama saya bukan pelaku iyakan. Gapernah ada terlintas dipikiran tentang membanding-bandingkan saya dan dia, seperti "Ih, gua aja ke toilet gapernah minta ditemenin, masa ni orang ditemenin mulu." Noo, saya gapernah berpikir kaya gitu. Not even the slightest. (Ga elit banget contohnya maaf ya hahaha)
Kasus yang sama juga terjadi dengan hal ini :
Bahwa, saya sangat tidak apa-apa apabila teman-teman saya meminta saya untuk patungan untuk ulangtahun seorang teman yang lain jika saya masih mampu, juga saya juga sangat senang jika bisa berpartisipasi untuk acara kejutan mereka. Bukan ingin dibalas juga, namun sebagai realisasi ingin membahagiakan dua pihak, bukan karena formalitas. Karena disini, saya bahagia, dia bahagia. Saya tidak akan berpartisipasi jika saya tidak suka.
.
.
.
Dan, datanglah hari itu, 14 Februari 2018.
Teman-teman saya dengan segala waktu, usaha, dan keringat mereka, memberikan ini untuk saya
[PIC]
[PIC]
Mereka ditengah kesibukan ini rela memberikan yang terbaik untuk saya.
Saya terharu
Saya bahagia
Bukan karena dekorasi yang bagus, tapi ketulusan mereka melakukan itu untuk saya
Bukan karena saya bahagia di hari ulangtahun ada yang memberi kejutan, tapi saya bahagia bahwa saya bahagia mereka ada disisi saya. Dan itu tidak harus dengan cara yang mewah, apapun yang mereka berikan selama tulus dan tidak memberatkan, saya pasti tetap bahagia.
Saya bahagia bukan hanya karena kamar saya jadi terlihat lebih bagus, dan bukan untuk sekedar di post di intsagram dan menunjukan betapa spesialnya saya mendapat kejutan seperti ini. (Ofcourse, I do lovee the decor so much, but that's not the most important for me, but still, saya sangatt berterima kasih for those decor stuff)
Tapi saya bahagia karena mereka mau ada untuk saya. Bukan hanya 'ada' dalam artian hadir. Tapi benar-benar ada, ada untuk saya, yang membuat saya merasa bahwa saya tidak sendirian bahwa saya punya mereka.
Saya gatau apa saya benar-benar ada di hati mereka. Tapi benar bahwa mereka ada di hati saya.
- Yang baru saja 18 tahun
Valentina Dhea
0 komentar: