Benciku Pada Rumah Kedua
Ada kalanya kita benci, sebenci-bencinya dengan rumah keduaMembuat kita terkadang berpikir,
"Apa aku berhenti saja?"
Aku telah mengeluh, menangis bahkan sampai meraung
Ingin sekali menyalahkan keadaan
Namun aku berpikir lagi,
"Siapa yang hendak aku salahkan?"
Dan aku akan menjawab, "Diriku sendiri."
Ya, memang.
Memang aku faktor terbesar yang membuatku membenci rumah kedua
Namun, selalu saja aku tak bisa menahan nafsu untuk menghentikannya
Tapi, diatas semua kebencian yang besar itu
Aku punya sesuatu yang lebih besar
Yaitu, cinta.
Ya, cinta.
Cintaku pada rumah kedua ini sangat besar
Walaupun ku tak punya piala
Setidaknya aku punya orang-orang yang aku cintai
Setidaknya aku tahu betapa sulitnya memiliki mereka
Jauh melebihi kebencianku
Cintaku selalu membunuh rasa benciku
Namun ternyata,
Rasa benci itu memiliki jutaan nyawa
Walau benci selalu kalah berperang oleh cinta itu sendiri
Dengan cinta,
Murid yang pagi ini baru saja menangis
0 komentar: